Selasa, 06 Agustus 2013

CERPEN : SEDIHKU BAHAGIAKU





Dalam cinta ada tawa, dalam cinta ada sedih.
Semua menjadi satu dan berpadu dalam satu perasaan.
Cinta mampu mengubah segalanya.
Cinta mampu mengadakan amarah.
Tapi Cinta juga mampu meluluhkan amarah itu.
Terlebih, cinta mampu memberikan kasih diatas segalanya.
Termasuk memberi maaf dari perih yang terpendam.
Itulah cinta.

Mestinya aku tadi tidak berkata seperti itu, aku bisa dibilang sudah dewasa, tapi kenapa mengambil sebuah keputusan saja, begitu susah buatku, kenapa sih aku plinplan banget. tapi mungkin memang beginilah sifat orang yang egois, seperti kata mereka, aku ini egois. arrrgghh Apa yang terjadi denganku saat ini,dasar BODOH.gerutuku dalam hati saat berjalan.

“citra”. ku dengar dengan suara lantang seseorang memanggilku.
“citrainingsih”. Lagi-lagi kudengar ia memanggilku,sekarang aku tengah berlari dan terus berlari tanpa ada niat sedikitpun berhenti dan membalikkan badan. Kini tak lagi kudengar ia memanggilku tapi kali ini aku sontak menghentikan langkahku, ia menarikku dengan cengkraman tangannya yang kuat.

“lepasin”. Kataku membentaknya.
“gak,aku gak akan lepasin kamu”.balasnya dengan tatapan tajam.
“lepasin kata gw”. Ucapku sekali lagi dengan lantang sembari memberikan pelajaran dikaki kirinya, ya aku menginjak kakinya dengan sangat keras tapi ia sama sekali tidak melepaskan tanganku.
“bisa gak sih kita bicara baik-baik Ra, simpen dulu amarah kamu dan dengarin penjelasanku”.katanya sambil meringis kesakitan.
“gak perlu lagi loe jelasin semuanya, ini dah cukup bwat gw dan sekarang gw mohon jangan cari gw lagi, JANGAN PERNAH”.kataku dengan mata berkaca-kaca.
“aku cinta ma kamu Ra dan kamu salah paham dengan kejadian tadi”.balasnya dengan muka memohon. “plissss dengerin penjelesanku”.lanjutnya lagi.
“GOOD BYE”.kuucapkan kedua kata itu walau dengan berat hati.
“gw juga cinta ma loe Yan,tapi gw udah terlanjur kecewa ma loe”. Gumamku dalam hati sembari meninggalkan iyan jauh dibelakangku dan kali ini ia tak lagi benar-benar mengejarku.

Kuguyur sekujur tubuhku dengan air yang terasa dingin malam ini.
Kejadian tadi siang sungguh  membuatku merasakan sakit, tapi apa aku salah?kenapa juga aku tidak mendengarkan iyan terlebih dahulu?.
Nggak,aku nggak mungkin salah. iyan emang niat menjadikanku sebagai taruhannya dengan aldi si bajingan itu. hufftttt tapi aku gak nyangka iyan akan setega itu. padahal hubungan kami sudah setahun lebih. kenapa rahasia itu bisa ia simpan begitu lama tanpa ada perasaan bersalah sedikitpun.

“iyan mana sih,kan dia janji mau makan siang bareng,apa dia lupa yah”. Gerutuku dalam hati sambil mencari-cari sosok iyan dikampus.
“nah itu iyan. samperin ah,tapi ngapain dia ma aldi yang terkenal plaboy dan brengsek itu”. entah apa yang kupikirkan. saat itu aku sama sekali gak berniat untuk manggil iyan dari kejauhan dan akupun berjalan kearah koridor tempat iyan dan aldi.
“eh loe tuh mestinya berterima kasih. loe jugakan jadian ma citra gara-gara taruhan kita”. Ucap aldi Sambil melototkan matanya.
Belum sempat iyan menjawabnya. tamparan keras mendarat diwajah gantengnya.
“bajingan kamu yan”.ucapku menahan tangis.
“brengsek, kita putus”. Lanjutku dengan bercucuran air mata yang mengalir dipipiku dan berlari menjauh dari mereka berdua. sebelum sempat mengilang. aku menoleh dan aku melihat iyan mendaratkan sebuah pukulan kewajah aldi tapi aku gak peduli sama sekali.
Setelah mandi Kurebahkan badanku dikasur empuk dan ku pejamkan sekali lagi mataku berharap kantuk segera menjemputku namun tak kunjung datang sampai selarut ini. Aku lelah berfikir. semua ini hanya akan menjadi beban buatku.

Hari ini aku ada kuliah pagi, jadi kuputuskan datang lebih awal. satu persatu mahasiswa fakultas ekonomi di kelas ini berdatangan.
“Ra”. seorang gadis manis memanggilku dengan suara cemprengnya dan berjalan kearahku.
Dia sahabatku sewaktu sma yang setia menemaniku bahkan sampai saat ini, silvia anjarwati.
“ya”. Balasku singkat.
“pinjem catetan loe dong,hehe”.katanya sambil memamerkan deretan gigi putihnya.
“nih, tumben amat loe minjem”.ucapku.
“gw abis jalan sama indra-indra gw, biasssa ngedate”.jawabnya riang.
“oh”.jawabku simple.
“loe kenap sih, gak bersemangat gitu”. Tanya shila.
“gak apa-apa”.jawabku.
Baru saja mulut silvi menganga ingin mengatakan sesuatu, bu yani sudah melangkah lebih dulu masuk kekelas.

Hari ini fikiranku sangat kacau, alhasil semua yang diterangkan bu yani dikelas, tak sedikitpun aku mengerti.
Setelah mata kuliah selesai, aku memutuskan untuk bersantai di taman kampus di bawah pohon yang rindang, belum lama aku bersantai dikejauhan kulihat silvi,indra,jono berjalan sambil tertawa,entah apa yang mereka tertawakan.
Tapi tunggu dulu. Aku melewatkan seseorang, itu iyan dan dia juga ada diantara mereka dan sedang berjalan kearahku.

“hayoo, ngapain loe sendirian?”. Tanya jono.
“ntar ada yang marah loh kalo loe eksiss sendiri”. Lanjut indra sambil melirik kearah iyan dan tertawa terbahak-bahak.
“iya nih, citra itu aneh banget hari ini, tadi juga dikelas kerjanya dia cuman ngelamun aja”. Ucap silvi yang mengundang tatapan sinis dariku dan dibalasnya dengan lidah menjulur. Kulihat iyan hanya tersenyum manis, seolah-olah gak pernah terjadi apa-apa diantara kami.
“ tanyain aja ma temen loe yang sok kecakepan itu”. Kataku sambil mengangkat daguku kearah iyan.
“lah iyan kan mang cakep, gimana sih loe”. Balas silvi dan tawa dari jono dan indra.
“aku minta maaf Ra”. Ucap iyan dengan nada penyesalan.
“gak ada yang perlu dimaafin yan dan sekali lagi gw tegesin gw gak butuh penjelasan”. Balasku
“kamu harus dengar penjelasanku, emang sewaktu aku masih menjadi mahasiswa baru dikampus ini, aldi sengaja nantangin aku buat macarin kamu sebagai imbalannya, dia akan ngasih aku duit lima juta.
“oh jadi cuman lima juta harga gw di mata loe brengsek”. Selaku memotong penjelasan iyan dengan suara lantang sementara  anak-anak yang lain hanya mematung dengan mulut menganga mendengar ucapanku barusan, belum pernah sekalipun aku berkata kasar sama iyan walaupun kami sering bertengkar kecil selama ini.
“iya awalnya aku emang setuju dengan tantangan aldi tapi setelah aku dekat dengan kamu, aku akuin aku jatuh cinta sama kamu dan setelah kita jadian, aku sama sekali gak nerima sepeserpun uang  dari aldi”. Jelasnya panjang lebar.

Ada perasaan lega yang tersirat dari dalam hatiku mendengar penjelasan iyan, rupanya iyan memang cinta sama aku, dia sudah berusaha menjelaskan itu semua tapi dengan bodohnya aku malah tidak memperdulikan dia, ditambah penyesalanku yang telah menampar seseorang yang aku sayang, kenapa aku begitu bodoh.
Silvi hanya diam mematung sementara indra dan jono hanya menundukkan kepalanya, aku yakin mereka berdua memang sudah mengetahui hal ini dari awal.

“plis citra, jangan marah, aku sayang sama kamu, masa sih kamu gak merasakan itu semua selama ini”.ucap iyan setengah memohon yang membuyarkan lamunanku.
“ayolah Ra’, maafin iyan dong”. Bujuk mereka.
“hmmmm”. Desahku sambil menghela nafas panjang.
“ plissssss”. Ucap mereka serentak begitupun dengan iyan, kenapa sih dengan mereka, lebayy amat yak.
Akupun menggaruk alisku yang mungkin ada kutunya seraya berkata .
“bagaimana yah”. lalu berlagak bagai seorang yang lagi berfikir keras dengan berkacak pinggang sebelah tangan dan mengetuk-ngetuk jari telunjuk di daguku.
“gimanaaaaa, hmmmm” ucapku sekali lagi setengah jail sambil melirik muka mereka yg lagi menegang.
“yaaaaaa”, ucap mereka.
“ya udah deh, iyan gw maafin, tapi iyan harus mentraktir kita semua”.
“horeeeeee”. Ucap silvi,indra dan jono serentak.
akupun ikut tersenyum dan iyan langusng membawaku kedalam dekapannya, dekapan yang selama ini membuatku nyaman dan tentram. Kami berdua terlarut dalam imajinasi masing-masing dan tidak memperdulikan mereka bertiga sehingga tanpa sadar satu jitakan mendarat dikepala iyan.

“awww, jonoooooo ngapain sih loe”. Ucap iyan melepas pelukannya dan mengusap-usap kepalanya.
“abisnya loe sihh, enaknya aja gak ngajak-ngajak, giliran susah loe baru nyari kita, sini Raa gantian bang jono yang meluk loe”. Kata jono merajuk seperti anak kecil sedangkan silvi dan indra hanya senyum-senyum, spontan aja iyan mendaratkan balasan jitakan kekepala jono.
“huuuu dasar sakit tau“.balas jono.
 "yuk ahhhh cabut, gw laper dan seperti kata citra, loe harus neraktir kita-kita”.ucap indra kepada iyan.
“iyaaa ayo”. Balas iyan

Kamipun segera meninggalkan taman kampus dengan perasan lega diiringi tawa dan iyan merangkulku sambil berjalan, perasaan yang membuatku terharu.
seandainya saja iyan gak berniat untuk menjelaskan masalah kemarin, mungkin hari ini aku gak akan tertawa selepas ini. Aku bahagia karna iyan mau mempertahankan cinta kami dan aku bahagia mempunyai sahabat seperti mereka.

Sehabis pulang dari makan aku memutuskan untuk beristirahat sejenak, karna sebentar lagi aku dan mama akan menjemput sepupuku Imelda dari bali, dia memutuskan untuk kuliah dibandung dan akan tinggal bersama kami.

“melll”. Panggilku sambil berlari memeluk imel di arrival bandar udara internasional hesein sastranegara dan dia pun balas memelukku.
“tantee apa kabar”. Tanya imel dan melepaskan pelukanku sambil menyalami mama.
“baik mel,kamu tambah cantik aja nih, tante kangen ma kamu,gimana kabar mama papamu, udah punya cowok belum?”. Tanya mama panjang lebar dan aku hanya bisa tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah mama sama keponakan kesanyangannya itu.
bahkan diperjalanan pulangpun mereka masih sibuk aja kangen-kangenan, aku yang nyetir sedari tadi seolah-olah bak supir yang gak dipeduliin. “Dasar mama”.huuuff gerutuku dalam hati.

“tokk tokk tokk”
“masuk”. Suara imel terdengar merdu waktu itu.
“mhel Lagi sibuk yah, gw ganggu gak”?. tanyaku sambil berjalan ketempat tidurnya.
“gak lah cit”.timpalnya.
“kangen banget nih gw ma loe, dah lama gak main bareng”.ucapku dengan semangat.
“iya cit gw juga kangen banget ma loe”.
“eh ngomong-ngomong kenapa loe mau pindah kebandung? dibalikan keren tau”.
“gw…….. gak, gw cuman males aja di bali”. Jawabnya agak ragu.
“oh ya udah loe istirahat yah, besok kan loe mau kekampus gw,masukin berkas loe.”. kataku sambil berjalan meninggalkan imel.
“yuuupp”. Balas imel singkat.

Keesokan paginya aku dan imel berangkat bareng.
karna berhubung ada imel, mama ngizinin aku pake mobil. “dasar tuh mama. duluu aja kalau aku mau pakai mobil, mintanya setengah mati”.
Setelah ngurus ini-itu kami berdua memutuskan untuk nongkrong dikantin sambil menunggu anak-anak yang lain datang.
“entar mel gw ni yah, bakalan ngenelin loe ma temen-temen gw sama cowok gw dan loe pasti gak bakal nyesel karna mereka semua tuh pada baiiiiik buuuaaanget”.kataku panjang lebar mengagung-agungkan mereka.
“iya lah cit loe mesti kenalin gw ma mereka, apalagi ma cowok loe, tu mah kudu n wajib”. Balas imel.
“eehh cowok gw keren tau, jangan sampai aja loe naksir, bakalan gw diemin loe tujuh turunan kalo sampai naksir,hahaha”. Ucapku bercanda.
“hahaha ngapain juga gw naksir ma cowok loe, gw juga kan dah punya….”.

Belum sempat imel melanjutkan omongannya, silvi,indra,jono dan iyan sudah muncul di depan kantin.
“yannn”.panggilku sambil melambaikan tangan dan merekapun berjalan kearah kami,entah apa yang terjadi antara imel dan iyan, yang jelas aku melihat ada keanehan diantara mereka yg saling tatap.

“eh kenalin nih sepupu gw imelda dari bali”. Ucapku memperkenalkan imel kepada mereka.
“oh hay, gw imel”. Sambut imel sambil bersalaman satu-persatu dengan mereka.
“wahhh boleh nih buat gw”. Kata jono sambi nyengir.
“haha mang loe fikir imel ntu barang apa, main pesen-pesen aja”.jawabku yg membuat mereka semua tertawa.
Lama kami ngumpul dikantin dan aku masih merasakan keanehan diantara iyan dan imel, sebenarnya apa yang mereka sembunyikan dariku?dan ada hubungan apa mereka berdua?.“ahhh aku gak boleh mikir yg ane-aneh, mereka berdua orang yang aku sayang, gak mungkin mereka menyembunyikan sesuatu dariku”.sanggahku dalam hati.

Sudah dua minggu sejak kehadiran imel,semuanya terasa lebih menyenangkan. kami yang selalu berkumpul bersama membuat keakraban kami semakin kuat. Silvi dengan indra yang semakin mesra, jono yang dengan semangat mendekati imel walaupun imel sendiri belum ngasih respon  dan aku dengan iyan yang masih seperti dulu. BAHAGIA yaa satu kata yang mampu aku ungkapkan untuk saat ini.

“mhel loe jadikan ikut nonton?. Tanyaku.
“duh maaf gw gak jadi nih cit, abisnya gw ada urusan lain”. Jawa imel
“yahhh kok gitu sih, mangnya urusan apa sih?.
“ada deh”.jawab imel.
“hufftt ya udah deh, terpaksa kesempatan kali ini gw pake buat berduaan aja ma iyan”. Ucapku asal yg membuat imel tersenyum.
“kalo gitu gw siap-siap dulu yah, iyan udah dijalan”.lanjutku.
“ok hefun yah”. Kata imel dan akupun berlalu dari hadapannya.
Satu hari yang cukup menggembirakan buatku. bisa bersama iyan dan hanya iyan seorang karna silvi, indra, jono dan imel  punya acara sendiri.
“ makasih yah yan, love u”. Ucapku.
“iya sama-sama sayang, love u too”. Jawab iyan sambil mengecup keningku.
“mampir dulu yuk, pasti imel juga udah dirumah”.
“gak usah deh sayang, udah malam, lagian gak enak sama mama kamu“.
“oh ya uda deh“. jawabku.
“eh citra sayang, apapun yang terjadi nantinya kamu harus percaya sama aku yah, dan janji gak bakal ninggalin aku“.ucap iyan yang membuatku merasa aneh.
"iyan sayang aku janji, udah deh jangan lebay, pulang sana“.jawabku dengan bercanda dan membuar raut wajah iyan agak kecewa.
“hmmmm hati-hati yah sayang, night”.lanjutku.
“iya sayang, night too”. Jawab iyan  dan berlalu di hadapanku dengan sedan merahnya.

Hari ini hari yang sangat cerah. saking cerahnya anak-anak yang nonkrong didepan kampus mau tak mau harus menenteng segelas teh poci untuk bertahan dari terik matahari.
Sehabis mata kuliah Aku, silvi, indra dan jono duduk ditaman kampus yang rindang dan ditemani juga dengan segelas teh poci untuk masing-masing.
“ eh loe liat iyan gak sih”. Tanyaku pada mereka.
“ Lah kan loe pacarnya”. Jawab jono.
“ ya kali-kali aja loe tau jon, abis hp nya kagak aktif”. Ucapku sebel
“ yaaa loe tunggu aja deh, palingan ntar dia nongol”. Timpal indra.
“ Oh iya imel mana Ra’?. Tanya silvi.
“oh dia lagi ada urusan udah dari kemaren”. Jawabku.
“ohh”. Ucap mereka bertiga.
“gimana kalau kita jalan ke mall, hitung-hitung ngadem gitu”. kata jono.
“oh iyaa betul tuh kata jono”. Kata indra.
“ok deh, kita jalan sekarang”. Balasku.
Sesampainya di mall kami memutuskan untuk minum di dunkin donuts sekalian makan donut pastinya. Kami duduk di sofa deretan dua sebelah kanan, disebelah kami ada pasangan muda mudi yang lagi asyik berbicara, dan orang-orang yang tentunya sedang asyik menikmati donutnya.
gw sayang sama citra dan gw gak mau pisah sama dia”.
tapi aku masih….
aku yang sedang asyik meneguk coffe latte ku dan mendengar nama citra dari arah belakang spontan aja mendongakkan kepala kebelakang kursiku dan yang lebih terkejutnya lagi aku mendapati dua sosok manusia yang amat sangat kukenali.
“iyan, imel, ngapain kalian disini?. Tanyaku yang membuat mereka kaget
“citra”. Sahut mereka berdua.

Entah bagaimana dan apa yang mereka jelasin. aku sama sekali gak bisa mengerti apa yang mereka katakan, terlebih aku gak sadar sejak kapan aku, iyan dan imel ada ditaman ini, dan entah kenapa lagi, aku merasa otakku telah tertinggal di tempat tadi. Apa yang terjadi?? Aku shock. aku gak mengerti dan aku gak ingin mengerti.

“ cit maafin gw, dari awal mestinya gw jujur sama loe”. Ucap imel dengan isak tangisnya yang membuatku tersadar dari lamunan panjang. yah aku sudah ingat, ternyata mereka berdua selama ini mempunyai hubungan khusus dan untuk itu imel datang kebandung untuk kuliah ditempat iyan. imel baru tahu belakangan ini kalo iyan pindah kekota ini dan imel sama sekali tidak menyangka kalo iyan yang dia cari adalah pacarku. pacar sepupunya sendiri.
Bagaimana aku harus hadapi semua ini. apakah aku masih bisa melanjutkan hubungan ini. setelah tau kalo iyan pernah menghamili imel?apakah aku mampu menerima semua ini.
“ gak perlu minta maaf, selesaiin aja urusan loe ma iyan, gw mau balik, gw capek”. Jawabku dengan nada datar.
“gak Ra, masalah ini harus kelar hari ini juga”. Timpal iyan.
“aku sayang sama kamu dan aku gak ingin hubungan kita berakhir dan kamu sudah janji malam itu, aku memang pernah menjalin kasih dengan imel waktu dibali, hubungan kami memang tidak seperti hubungan kita, tapi kami sudah mengakhirinya semenjak aku tau kalo imel melakukan aborsi dan kamipun pisah baik-baik”.lanjut iyan panjang lebar dengan dan aku masih terdiam.

“maafin gw cit iyan memang benar. awalnya gw kebandung emang pingin balikan sama iyan dan maafin gw karna udah lancang ngajak iyan untuk bicara, gw Cuma gak mau tersiksa dengan perasaan gw jadi gw putusin untuk bicara sama iyan walaupun pada akhirnya gw sadar kalo iyan memang hanyalah masalaluku dan iyan memang pantas buat loe, dia sayang sama loe cit”. Sambung imel yang masih bercucuran air mata.
“ tolong beri gw waktu, gw mau balik”. Jawabku dan langsung meninggalkan mereka berdua.

Imel yang berkali-kali mengetok pintuku tak juga aku hiraukan. aku hanya memilih bertelengkup dibalik selimut lembutku dengan air mata yang mengalir deras. mungkin aku egois gak bisa nerima penjelasan mereka. tapi gimana dengan hatiku? Apa yang mesti aku lakuin. aku mecintai iyan tapi iyan yang kukenal gak seperti iyan yg imel kenal. Apa aku mesti percaya dengan iyan? Ya Allah remuk jantungku memikirkan ini semua. Bantu aku untuk bisa mengatasi ini semua.

Seminggu sejak kejadian itu hubuganku dengan imel mulai membaik tapi tidak dengan iyan. walaupun dia sudah bersusah payah menemuiku dan menjelaskan semuanya. aku masih belum percaya kalau iyan bisa seliar itu. mungkin juga itu yang membuat iyan menerima taruhan dari aldi tahun lalu. sepi rasanya hatiku tanpa iyan tapi tidak dengan ragaku. ragaku menolak kehadirannya walau jelas aku tahu. aku sangat merindukannya. merindukan dekapannya yg lembut dan merindukan kecupan mesra dikeningku lagi.

“ Ra loe tau, iyan mungkin akan pindah sebentar lagi, sekarang indra lagi nemenin iyan ngurus perpindahannya”. Kata silvi waktu kami duduk ditaman.
“oh”. Jawabku singkat berusaha menyembunyikan rasa kagetku.
“kenapa sih loe gak mau maafin iyan, kan semua orang punya masalalu dan punya hak berubah menjadi lebih baik”. Ucap jono dengan bijak.
“gw…gw hanya belum bisa terima, gw takut kalo iyan belum berubah”.ucapku.
“mang loe pernah diapain aja ma iyan? Gw rasa iyan ga pernah ngapa-ngapain loe” ucap imel  berjalan kearah kami dan sontak membuatku kaget.
“gw emang pernah ngelakuin kesalahan fatal sama iyan dan itu hanya sekali dan gw tau iyan orang yang baik dan untuk itu gw kesini. jadi loe gak perlu takut cit. plis maafin iyan biar gw juga bebas dari rasa bersalah yang menghantui gw”. Lanjut imel yang membuatku sadar. mungkin juga aku yang salah. aku yang terlalu menjudge iyan. aku sayang sama iyan dan aku gak boleh pungkiri itu semua. biarkan waktu yang membuat ragaku bisa menerima iyan kembali. mungkin saja aku akan bahagia seperti kemaren jika ada iyan disampingku.

“iyan dimana sil?”.tanyaku tanpa membalas ucapan imel.
“diruangan dosen”.jawab silvi dan akupun langsung bangkit. belum sempat aku membalikkan badan terdengar suara iyan dari belakang.
“aku sayang kamu Ra. aku cinta kamu. dan aku gak akan sia-siain kamu. jadi kumohon tetaplah disisiku Ra”.ucap iyan yang membuatku terdiam dan tanpa pikir lama aku langsung memeluk iyan. menenggelamkan kepalaku di bidang datar dada iyan yang terasa hangat buatku.

“maafin aku iyan, aku percaya sama kamu dan aku juga udah maafin kamu”.balasku dengan air mata yang mengalir kemudian iyan melepaskan pelukannya menggantikannya dengan sebuah kecupan mesra dikeningku sementara yang lain asyik memandangi kami berdua bak selebriti yang diagung-agungkan.

“woyyy loe berdua, udah deh mesraannya,sekarang giliran gw nih.” Sahut jono sembari memegang tangan imel sambil mengecupnya. ternyata mereka sudah menjalin ikatan kasih sejak tiga hari yang lalu.
 “eh tapi yan, kamu gak jadi pergi kan?. Tanyaku dengan raut penasaran.
“ya gak lahh sayang, itukan cuman bagian dari rencana kami”. Jawab iyan sambil mengedipkan mata.
“ahh dasar kalian”. Teriakku sambil mencubiti pinggang orang yang kusayang dan merekapun hanya tertawa, tawa bahagia.

Hal yang sama seperti tempo hari terulang lagi, hanya kali ini diantara kami ada pasangan baru. Aseekkk .
Kami berenam pun tertawa bahagia dan semoga kebahagiaan dan keakraban ini berlangsung selamanya.Amin.
kamipun beranjak dari taman ini dan bersorak bahagia bak mahasiswa yang sedang mendapatkan gelar sarjana dan kesimpulannya adalah  
dalam kasih ada tawa
dalam sayang ada tawa
begitupun dengan cinta
tangis dan sedih hanyalah segelintir perasaan 
yang mampu membawa kata "bahagia" dalam cinta.
pertahankan sesuatu yang kamu yakini terbaik untukmu sebelum dia pergi dari hidupmu.
byebye guysss....

tamat